Suara.com - Salah satu warganet bernama akun RG membuat petisi di Change.org yang dialamatkan kepada Elly Risman. Perempuan itu dinilai telah mencemarkan nama baik girlband asal Korea Selatan, SNSD atau Girls' Generation.
Sebelum membeberkan duduk persoalan mengapa ibu yang mengenakan hijab itu harus meminta maaf kepada SNSD, RG memposting capture tulisan Elly di Twitter. Sampai tulisan ini dimuat, petisi yang dibuat RG telah mendapat lebih dari 5.200 tanda tangan.
"Wahai bpk Kepala Badan Ekonomi Kreatif Indonesia! Ada apa dibalik rencana bapak undang band simbol seks di hari proklamasi? #yangbenaraja Pak!," tulis Elly.
"Ya Allah pak, bukannya girlband ini penuh simbol seks & pelacur Pak? mau kita suguhkan utk anak muda kita di hari proklamasi? #yangbeneraja!," lanjut Elly sambil menautkan link berita dari salah satu situs online.
RG, yang menampilkan foto lelaki berkemeja merah sebagai gambar profil, mengungkapkan jika Elly adalah seorang ahli parenting sehingga tidak bijak jika memposting atau membuat pernyataan yang mendiskreditkan sekelompok orang tanpa verifikasi, dalam hal ini grup SNSD.
"Beliau menyatakan dalam unggahan akun Twitter pribadinya bahwa SNSD adalah simbol seks dan pelacuran, dengan mencantumkan dua url link atau tautan yang sebenarnya merupakan berita tentang music video grup wanita lain, EXID, bukan SNSD dan tautan satu lagi yang berfotokan CL, mantan anggota grup wanita 2Ne1. Keduanya bukan SNSD. Beliau juga mempertanyakan letak kreatifnya SNSD, dan kreativitas apa yang akan ditampilkan," tulis RG.
Menurutnya, pernyataan bahwa SNSD adalah simbol seks dan pelacuran adalah pernyataan yang berlebihan. Walaupun Elly mengutip dari sebuah artikel portal berita, seharusnya dengan kapasitas sebagai ahli di bidang kesehatan parenting dan psikologi, berita tersebut harus diverifikasi faktualitasnya.
"Sebelum di-posting dalam akun pribadinya yang akhirnya menjadi viral dan menjadi perdebatan. Hal ini bukan saja menjadi sorotan di Indonesia, namun di Korea pun hal ini sudah diberitakan," ujar dia.
Di memprediksi bukan tidak mungkin sebentar lagi Indonesia akan dipenuhi oleh cacian dan rundungan dari netizen internasional, yang menganggap bahwa ini merupakan pernyataan dari bangsa Indonesia, tidak menganggap sebagai pernyataan perseorangan.
"Generalisasi. Itulah kemungkinan yang akan terjadi. Hal ini bukan hanya merupakan masalah bagi Kpopers, sebutan bagi para penggemar musik KPop atau Sone, sebutan untuk penggemar SNSD, tapi merupakan masalah untuk kita. Begitu mudahnya melabeli sekelompok orang sebagai simbol seks dan pelacuran tanpa melakukan pencarian data atau sumber berita yang jelas, tidak memverifikasinya. Tentunya dengan pernyataannya ini, akan ada pihak yang merasa terisnggung ataupun tersakiti," lanjut dia.
RG pun dengan hormat meminta Elly Risman meminta maaf atas pernyataan beliau tentang pelabelan SNSD sebagai band simbol seks dan pelacuran.
"Semoga ke depannya, Ibu dapat lebih bijak dan berhati-hati untuk menyampaikan tautan berita dengan memverifikasi terlebih dahulu kebenaran dan faktualitas berita tersebut, sebelum akhirnya menjadi viral seperti saat ini," katanya.
Sementara itu, Kepala Badan Ekonomi Kreatif Triawan Munaf telah mengklarifikasi pernyataan dari Elly Risman.
Menurut Triawan, SNSD dijadikan bintang tamu pengisi acara Countdown Asian Games 2018, bukan menjadi tamu HUT Kemerdekaan Republik Indonesia.
"Asian Games 2018 itu termasuk China, Jepang, India. Jadi kan Asia ini acaranya, jadi selain dimeriahkan oleh artis-artis nasional, juga akan dimeriahkan oleh artis-artis yang punya daya tarik secara Asia dan dunia. Kami undang yang terkenal-terkenal di Asia. Tapi ini tergantung dengan anggaran kami terbatas," kata Triawan.
Ayah penyanyi Sherina Munaf ini sempat ke Seoul sekitar sebulan yang lalu. Dia awalnya meminta Psy untuk jadi bintang tamu, namun tidak bisa.
"Terus ketemu SNSD, saya bicara mereka tertarik untuk datang ke Jakarta. Walau sedang sibuk, nah sekarang sedang negosiasi dengan manajemennya," kata dia lagi.
No comments:
Post a Comment