Suara.com - Kementerian Dalam Negeri Malaysia, Jumat (2/2/2018) menyatakan melarang film Bollywood Padmaavat (sebelumnya berjudul Padmavati) diputar di negaranya.
Di negara asalnya, film tersebut diprotes karena sang sutradara, Sanjay Leela Bhansali dianggap melakukan pemutarbalikan sejarah dengan menggambarkan citra penguasa Muslim sebagai "kekasih" Ratu Padmavati dari klan petempur Hindu Rajput.
Tapi pada Januari, pengadilan tinggi India akhirnya mengizinkan film tersebut diputar di seluruh negeri. Meskipun, sempat ada pelarangan di dua negara bagian.
Namun di Malaysia yang berpenduduk mayoritas Muslim, pihak berwenang malah menolak penggambaran citra Sultan Alauddin Khilji dan mencekal film tersebut.
"Dia digambarkan sebagai Sultan yang sombong, kejam, tidak manusiawi, licik dengan berbagai tipu daya, tidak dapat dipercaya dan tidak sepenuhnya mempraktikkan ajaran Islam," demikian pernyataan kementerian.
Dewan Sensor Film Malaysia memutuskan bahwa film tersebut tidak disetujui untuk diputar. Sementara banding yang diajukan oleh distributor film tersebut ditolak pada Selasa.
Film Bollywood termasuk film yang populer di Malaysia, yang memiliki etnis India sejumlah tujuh persen dari 32 juta orang di negara tersebut.
Malaysia sebelumnya telah memblokir perilisan film-film Hollywood yang dianggap tidak peka terhadap agama, seperti The Prince of Egypt (1998), yang menggambarkan kisah Bibel tentang Musa, dan Babe (1995), yang menampilkan seekor babi sebagai karakter utama. Muslim menganggap babi merupakan hal yang najis. [Antara]
No comments:
Post a Comment