Suara.com - Aktor Nicholas Saputra terpilih sebagai salah satu juri di ajang kompetisi HOOQ Filmmakers Guild se-Asia Tenggara 2018. Selama menjadi juri, bintang film Ada Apa dengan Cinta? ini mengaku cukup kesulitan.
Maklum, Nicholas Saputra harus menyeleksi 500 naskah film yang datang dari berbagai negara. Kata Nicholas Saputra, tahap penyeleksian sendiri memakan banyak waktu.
"Sebenernya sulit jadi juri. Karena 500 naskan dipilih jadi enam. Kita nggak cuma lihat saja. Karena kita harus baca sinopsisnya satu-satu kan. Jadi cukup panjang sih prosesnya," kata Nicholas Saputra, saat ditemui di Plaza Senayan, Jakarta Pusat, Rabu (14/3/2018).
Ke-enam naskah terpilih antara lain, Bhak (India), Suay (Thailand), Haunt Me (Singapura), How To Be A Good Girl (Singapura), Aliansi (Indonesia) dan Heaven and Hell (Indonesia).
Tidak hanya sekadar melihat jalan cerita yang unik, Nicholas Saputra juga memberi nilai tambahan soal kedekatan naskah tersebut dengan realita kehidupan di masyarakat.
"Pokoknya story telling-nya dilihat. Lalu bagaimana ceritanya unik, fresh apa nggak. Dan kedekatannya seperti apa," sambungnya lagi.
Terlibat disebuah kompetinsi bergengsi, laki-laki 34 tahun ini tentu merasa bangga. Menurut Nicholas Saputra ajang-ajang seperti ini seharusnya sering diadakan oleh para pelaku industri perfilman Tanah Air.
"Kompetisi seperti ini kita butuhkan sih sebenarnya. Supaya para film maker punya kesempatan paling nggak untuk awalnya, untuk memulai industri. Karena kesempatan kayak gitu jarang sekali ada," ucap Nicholas Saputra.
Seperti diketahui, enam naskah terpilih tadi berkesempatan tayang satu episode di aplikasi HOOQ pada 22 Maret 2018. Kemudian satu pemenangnya akan dibuatkan satu serial penuh oleh HOOQ.
No comments:
Post a Comment