Suara.com - Jatuhnya pesawat Lion Air JT 610 rute Jakarta - Pangkal Pinang turut membuat Ben Kasyafani berduka. Ben Kasyafani menceritakan pengalamannya mengalami hal yang kurang enak saat naik pesawat terbang dari Jakarta ke Sumatra beberapa tahun yang lalu.
Saat itu, lelaki 35 tahun tersebut hanya bisa pasrah saat pesawat mengalami tuberlengsi bahkan sempat trauma untuk kembali terbang.
"Tapi masih nyawa ya. Pokoknya beberapa kali. Cuma kalau udah diatas ya emang harus banyak doa aja ya. Baca cuaca juga sih," ungkap Ben Kasyafani usai preskon Penghuni Rumah Terakhir, di kawasan Kebon Jeruk, Jakarta Barat, Senin (29/10/2018).
Ben Kasyafani bahkan sempat takut kembali naik pesawat. Namun karena tuntutan pekerjaan bapak satu anak itu, membuang rasa takut naik pesawat.
"Waktu itu karena tuntutan pekerjaan ya memang harus terbang lagi. Cuma adalah satu periode ngalamin terbang parno. Mau naik parno, diatas 10 jam juga nggak bisa tidur," sambungnya.
Kini Ben Kasyafani hanya bisa berdoa saat ingin terbang. Bahkan sebelum berangkat dia selalu menelpon ibunya untuk didoakan.
"Emang nggak ada lagi sih selain Banyakin doa aja, doa sama orangtua. Siapin notes doa-doa andalan. Dan memang ada doanya kena musibah dan lain-lain," tutur Ben Kasyafani.
No comments:
Post a Comment