Ini Beban Anya Geraldine dan Yuki Kato Bintangi Pretty Little Liars

Suara.com - Serial Pretty Little Liars (PLL) diadaptasi menjadi versi Indonesia dan ditayangkan melalui layanan streaming Viu mulai Rabu (22/4/2020).

Yuku Kato dan Anya Geraldine yang terlibat dalam serial adaptasi tersebut pun mengaku terbebani. Sebab, bermain dalam serial ikonik tentu tidak mudah karena nantinya pasti akan dibandingkan dengan versi asli.

Anya Geraldine [Instagram]

"PLL ini ikonik jadi kita merasa ada suatu beban yang dibawakan dan kami harus deliver dengan epik. Tapi aku pribadi nggak mau menghilangkan sisi timurnya. Bagaimana nih bully remaja di timur nih kan beda pasti sama di barat. Aku nggak mau ngilangin itu," kata Yuki Kato, dalam jumpa pers online, Rabu (22/4/2020).

"Mas Emil (Emil Heradi, sutradara) juga membebaskan kami para aktor untuk eksplor," sambung Yuki Kato.

Sependapat dengan Yuki Kato, Anya Geraldine pun merasakan beban yang serupa. Namun, alih-alih minder, perempuan 24 tahun itu justru ingin menunjukkan kepada para penonton di luar negeri bahwa Pretty Little Liars Indonesia punya sisi unik sendiri.

"Aku juga beban tapi aku sangat menikmati prosesnya. Aku rasa perbedaannya, yang ini memang dibuat khusus untuk penonton Asia. Jadi aku berusaha berperan sebisaku sebagai Hanna versi Asia. Dan nggak jauh beda sama karakter (Hanna) aslinya sih," jelas Anya Geraldine.

Yuki Kato [Suara.com/Yuliani]

Pretty Little Liars versi Indonesia ini mengambil set sebuat kota fiksi di Bali, Amerta. Serial tersebut menceritakan kehidupan empat remaja yang seperti kehilangan arah setelah pemimpin mereka, Alissa (Yuki Kato) menghilang secara misterius.

Setahun kemudian, Hanna (Anya Geraldine), Ema (Eyka Farhana), Sabrina (Valerie Thomas) dan Aria (Shindy Huang), kembali bersatu setelah mereka mulai menerima pesan teror misterius dari sosok yang dikenal sebagai "A". Sosok "A" tersebut mengancam akan mengungkap rahasia terkelam mereka.

Selain lima nama aktris di atas, serial ini juga menampilkan Wulan Guritno, Tarra Budiman, Irgi Fahrezi, Jennifer Coppen dan Marcell Darwin.

Let's block ads! (Why?)