Suara.com - Musisi religi Opick harus menahan dingin saat mengunjungi tempat pengungsian warga Palestina dan Suriah yang tinggal di tenda-tenda penampungan di Kilis, kawasan perbatasan Turki - Suriah. Suhu udara di sana mencapai 5-7 derajat celcius.
"Musim dingin seperti ini betapa berat penderitaan mereka. Dinginnya luar biasa. Saya saja pakai baju empat lapis. Bisa dibayangkan mereka di sini yang sehari-hari tinggal di tenda," kata Opick melalui rilis yang diterima suara.com.
Opick bersama rombongan yang terdiri dari Sahabat Palestina Memanggil (SPM), Tangan Di Atas (TDA), Zakat Sukses, SSC Indonesia, Jaringan Sekolah Islam Terpadu (JSIT) serta Qupro Indonesia menyerahkan satu kontainer bantuan berupa perlengkapan musim dingin, makanan siap santap, dan bahan makanan. Bantuan perlengkapan musim dingin antara lain pakaian, selimut, jaket, syal, kaos kaki, kasur, alat pemanas, sarung tangan, dan sebagainya.
Lebih lanjut Opick menjelaskan bahwa amanah bantuan dari masyarakat Indonesia dipastikan sampai ke tangan para pengungsi.
"Alhamdulillah kita sudah serahkan bantuan dari Indonesia di titik ini. Masya Allah, luar biasa," tutur Opick.
Pelantun 'Tombo Ati' itu berharap bantuan yang diberikan bermanfaat untuk para pengungsi.
"Semoga ini menjadi keberkahan buat kita semua. Tidak hanya yang menerima yang mendapat berkah, tapi juga yang memberikan. Berkah untuk para pengungsi, berkah untuk rakyat Palestina, berkah untuk rakyat Indonesia, Insya Allah, Amin," kata Opick.
Setelah dari perbatasan, rombongan duta kemanusiaan bergerak ke kawasan Ganziatep. Di sana pengungsi Palestina tinggal di rumah-rumah petak sederhana dan kumuh. Rumah tersebut mereka sewa dengan uang bantuan dari para dermawan.
Menurut data yang dirilis otoritas setempat, di kawasan Kilis dan Ganziantep kini bermukim lebih dari 120.000 orang pengungsi Suriah dan Palestina, sebagian besar wanita dan anak-anak. Keluarga mereka yang laki-laki seperti suami, ayah, atau kakak banyak yang tewas menjadi korban perang.
No comments:
Post a Comment