Rechercher dans ce blog

Friday, August 30, 2019

Review Film Gundala: Akankah Sukses Membuka Jagat Sinema BumiLangit?

Suara.com - Film adaptasi komik karya Hasmi, Gundala, dirilis 29 Agustus 2019. Berikut review singkat dari film yang diarahkan sutradara Joko Anwar dan dibintangi Abimana Aryasatya sebagai tokoh utamanya.

Film Gundala bercerita tentang seorang anak lelaki bernama Sancaka yang hidup di jalanan sejak kehilangan kedua orang tuanya. Menjalani kehidupan yang berat sendirian, ia memikirkan keselamatan diri untuk bertahan hidup dari kerasnya hidup di jalanan.

Pertemuan dengan Awang pun membuat Sancaka mampu bertahan hidup. Awang mengajarinya banyak hal. Tumbuh besar, Sancaka semakin melihat keadaan kota tempat ia tinggal semakin buruk dan ketidakadilan berkecamuk di seluruh negeri.

Terdapat beberapa perbedaan antara Gundala versi komik dan film. Jika komik Gundala Putra Petir karya Hasmi yang rilis pada 1969 menceritakan Gundala adalah seorang insinyur bernama Sancaka, dalam film, karakter Sancaka yang diperankan oleh Abimana Aryasatya bukanlah seorang insinyur. Sancaka diceritakan sebagai petugas keamanan di suatu tempat yang tersambar petir.

Selain itu, cara Sancaka memperoleh kekuatan petirnya pun dibuat berbeda kisahnya di komik. Dalam komik, Sancaka hujan-hujanan karena sedang galau sehingga akhirnya tersambar petir, sedangkan dalam film, Sancaka memperoleh kekuatannya dari tidak sengaja kehujanan karena ia sebenarnya takut pada petir.

Tak menyangka, ketakutan Sancaka terhadap petir saat hujan malah memberinya kekuatan untuk melawan ketidakadilan. Namun, ia kemudian mengalami pergolakan batin dengan kekuatannya. Ia harus memutuskan apakah harus tetap hidup menjaga dirinya sendiri atau bangkit dan menjadi pahlawan mereka yang tertindas.

Bagi Anda penyuka film jagoan dari buku komik, penulis sarankan jangan bandingkan pengalaman Anda nonton Gundala dengan menonton aksi superhero ala Marvel Cinematic Universe (MCU) atau DC Extended Universe (DCEU).

Gundala memberikan nuansa yang sedikit berbeda meski pemerannya sama-sama mengenakan kostum, semua kembali disesuaikan dengan budaya dan permasalahan negeri sendiri. Kalau pun ada persamaan, ya, film genre ini memang punya sejumlah persamaan, meskipun itu sangat terbatas, seperti musuh yang memiliki sisi terangnya sendiri di balik motif jahatnya.

Aksi-aksi menawan menjadi salah satu titik penting di film ini. Anda tak perlu membayangkan perkelahian dengan menggunakan alat canggih atau pun senjata mutakhir.

Laman berikut adalah tips menonton agar makin seru, plus kelanjutan dari jalan ceritanya sendiri.

Let's block ads! (Why?)

No comments:

Post a Comment

Search

Featured Post

E. Jean Carroll celebrates $83 million legal win over Donald Trump at downtown NYC bar with media types from MSNBC, Rolling Stone - Page Six

She had $83 million reasons to celebrate. E. Jean Carroll was spotted toasting her legal victory against Donald Trump — and her historic...

Postingan Populer